Peran Pelabuhan dalam Pengembangan Tol Laut dan Short-Sea Shipping

Jaringan Pelayaran Short Sea Shipping
Dalam RIPN yang terdahulu, terdapat beberapa rencana pengembangan transportasi laut yang belum dielaborasi sejauh mana peran pelabuhan serta pengaruh dari implementasi rencana-rencana tersebut terhadap pelabuhan. 

Rencana pengembangan atau kebijakan yang kemudian dikaji dalam reviu RIPN ini diantaranya adalah pengembangan Jaringan Tol Laut dan pengembangan Jaringan Short Sea Shipping (SSS).

Terdapat beberapa definisi mengenai Tol Laut, salah satu yang cukup mengemuka adalah bahwa Tol Laut merupakan jaringan pelayaran peti kemas terjadwal (liner) yang menyinggahi beberapa pelabuhan utama di Sumatera, Jawa, Sulawesi dan Papua. 

Kapal yang digunakan adalah kapal peti kemas berukuran di atas 1000 TEUs. Pengembangan jaringan pelayaran ini akan didukung dengan pengembangan terminal peti kemas yang dapat mengakomodasi kapal peti kemas dengan ukuran tersebut serta ketersediaan dermaga dan kineija bongkar muat yang tinggi.

Kehadiran Tol Laut yang didukung oleh jaringan pelayaran perintis mampu memangkas harga pangan di daerah-daerah terpencil secara signifikan. Keberadaan jaringan Tol Laut membuat adanya kepastian, khususnya bahan pangan di berbagai daerah yang dilalui rute Tol Laut dan jaringan pelayaran perintis tersebut. 

Kehadiran Tol Laut juga bisa menfasilitasi para pelaku Usaha Menengah, Kecil dan Mikro (UMKM) di lokasi Timur Indonesia untuk memasarkan produknya ke wilayah barat, sehingga kapal yang sebelumnya mengirim bahan pangan dari barat ke timur bisa terisi lagi muatannya saat berlayar kembali ke barat.

Pemerintah tetap mengupayakan bagaimana Indonesia Timur diberikan stimulus "trade follow the ship” agar terbuka ruang bagi para pengusaha di wilayah timur untuk dapat membuka usaha dan memproduksi ikan, tepung tapioka, rumput laut dan lain lain untuk dikirim ke barat.

Rute Tol Laut dan Jaringan Trayek Perintis yang sudah ada sampai dengan tahun 2016 dapat dilihat pada gambar berikut:

Rute Tol Laut
Jaringan Trayek perintis

Sementara itu, dalam Cetak Biru Sistem Logistik Nasional, direkomendasikan untuk dikembangkan Jaringan Pelayaran Short Sea Shipping yang merupakan jaringan rute pelayaran yang bergerak di sepanjang garis pantai atau di antara pulau-pulau yang berdekatan, yang tujuan utamanya adalah mengurangi penggunaan truk di jalan.

Rute yang direkomendasikan dapat dilihat pada gambar berikut:
Jaringan pelayaran Short Sea Shipping

Pengembangan Jaringan Pelayaran Tol Laut dan Short Sea Shipping maupun kombinasinya diprediksi akan meningkatkan share moda laut. Jaringan Tol Laut yang didukung oleh pengaturan rute pelayaran perintis akan membentuk rute feeder. Dengan sistem rute seperti ini, diperkirakan akan memperbaiki biaya transportasi total (semua moda) sebesar 2,66% (atau sekitar 20% dari total biaya transportasi laut saja) dan mengurangi biaya transportasi moda jalan sebesar 8,64% dari kondisi eksiting.


Sumber : Keputusan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor KP 432 Tahun 2017 Tentang Rencana Induk Pelabuhan Nasional

Baca Juga

No comments:

Post a Comment