Pelabuhan Sunda Kelapa merupakan pelabuhan di Teluk Jakarta yang menjadi persinggahan pelayaran antar bangsa semasa Pemerintahan Portugis sejak 1527.
Pelabuhan Sunda Kelapa mulai dikenal pada abad ke-12 sebagai pelabuhan yang disinggahi oleh kapal-kapal dari Tiongkok, Jepang, India Selatan dan Timur Tengah yang membawa porselen, kopi, kain sutra, dan sebagainya untuk ditukar dengan rempah-rempah dan hasil perkebunan lainnya.
Pelabuhan Sunda Kelapa mulai dikenal pada abad ke-12 sebagai pelabuhan yang disinggahi oleh kapal-kapal dari Tiongkok, Jepang, India Selatan dan Timur Tengah yang membawa porselen, kopi, kain sutra, dan sebagainya untuk ditukar dengan rempah-rempah dan hasil perkebunan lainnya.
Pelabuhan Sunda Kelapa kini merupakan pelabuhan bongkar muat barang dan peti kemas.
Pelabuhan ini disinggahi kapal-kapal antar pulau dan pelayaran rakyat yang menggunakan kapal Phinisi atau Bugis Schooner dengan bentuknya yang khas. Komoditas yang diangkut selain kayu adalah bahan kebutuhan pokok, barang kelontong, dan bahan bangunan.
Pelabuhan ini disinggahi kapal-kapal antar pulau dan pelayaran rakyat yang menggunakan kapal Phinisi atau Bugis Schooner dengan bentuknya yang khas. Komoditas yang diangkut selain kayu adalah bahan kebutuhan pokok, barang kelontong, dan bahan bangunan.
Fasilitas Pelabuhan
Alur
- Panjang 19.850 m (19,85 km)
- Lebar 30 s/d 150 m
- Kedalaman -5 s/d -14 m.LWS
Breakwater
- Panjang 9.247 m (9,25 km)
Alur
- Panjang 19.850 m (19,85 km)
- Lebar 30 s/d 150 m
- Kedalaman -5 s/d -14 m.LWS
Breakwater
- Panjang 9.247 m (9,25 km)
Kolam
- Luas 1.033.749 m2 (103,37 ha)
Map